Gerakan Kebangkitan (Gerbang) Betawi yang diinisiasi
oleh Prof. Dr.Hj. Sylviana Murni, SH, MS.i dan dr. Ashari serta sejumlah
profesional Betawi lainnya akan diresmikan pada 28 Oktober ini di Pusat Kebudayaan
Betawi (Gedung Eks Kodim), Jl. Raya Bekasi Timur No.76 Jatinegara, Jakarta
Timur.
Peresmian Gerbang Betawi itu, menurut
siaran pers panitia, berbarengan dengan Pagelaran Seni Budaya Betawi bertajuk
“Keriaan Betawi Jatinegara 2017”, yang berlangsung pada 25-28 Oktober 2017.
Gerbang Betawi adalah gerakan moral,
intelektual, dan profesional. Gerakan ini diharapkan berfungsi sebagai agen
perubahan (agent of change) atas pola pikir (mindset), perilaku (attitude), dan
pola rasa (spiritualisme) masyarakat Betawi menuju ke arah yang lebih baik.
“Gerbang Betawi menciptakan sumberdaya
manusia Betawi dengan intelektualitas,
profesionalitas, dan moralitas (IPM) yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat
luas,” kata Direktur Eksekutif Gerbang Betawi dr. Ashari.
Untuk memeriahkan Grand Launching Gerbang
Betawi akan dirangkai oleh beberapa kegiatan pendukung, antara lain menampilkan
Bazar dan Kuliner, Pameran Lukisan (Sarnadi Adam), Parade Seni Siswa, Fashion
Show, Lomba Nyanyi Lagu, Pertunjukan Seni Budaya Betawi (Lenong, Gambang
Kromong & Tanjidor), Atraksi Silat, Lomba Cerpen Betawi, Lomba Nyanyi
lagu-lagu Betawi, Museum Mini, Band Betawi, hingga Video Mapping.
Juga digelar Diskusi dengan tema “Melahirkan
Juragan-juragan Muda Betawi” (27/10) dengan narasumber Sandiaga
Uno (Wakil Gubernur DKI Jakarta), Kresno Sediarsi (Direktur Utama Bank DKI),
David Darmawan(CEO Socentix), Davi Kemayoran (Betawi Punya Distro).
Pada Kamis (27/10) juga digelar Diskusi
Publik “Going Green: Betawi Punya Gaye”, Talkshow bersama Puteri Indonesia (28/10)
MoU dengan Pemprov

Keenam kemitraan tersebut terdiri dari
Bidang Pendidikan, Bidang Budaya dan Pariwisata, Bidang Ekonomi Produktif dan
Bidang Lingkungan Hidup.
Adapun di bidang pendidikan mencakup
ide-ide beasiswa, pelatihan SDM, Program Satu keluarga Satu Sarjana dan
sebagainya.
Sedangkan Bidang Budaya dan Pariwisata
mencakup ide-ide memaksimalkan pengelolaan sentra-sentra Betawi seperti Setu
Babakan, Condet, dan Gedung Eks Kodim. Juga ide memaksimalkan ikon-ikon budaya
Betawi, seiring dengan amanat Perda dan Pergub Pelestarian Budaya Betawi.
Sementara itu di Bidang Ekonomi
Produktif mencakup ide-ide pemperdayaan ekonomi
masyarakat di kantung-kantung Betawi lewat program BMT, produk-produk kuliner,
batik, dan lain-lain.
Kemudian di Bidang Lingkungan Hidup
mencakup ide-ide agrowisata dan ekowisata, pemeliharaan kawasan pinggir sungai
dan kawasan-kawasan lainnya yang dianggap membutuhkan penataan. (ab)