Betawi, kini Jakarta, tentunya memberikan banyak cerita. Sebagian dari cerita itu akan ditemukan di blog sederhana ini. Jauh dari sempurna, pasti. Maka komentar dan pendapat anda sebagai pembaca sangat dinanti. Terima kasih dan selamat membaca.

Jumat, 14 Juli 2017

ADA GIGI BALANG DI HOTEL

Ada yang bakal berubah jika kita ke hotel atau gedung-gedung pemerintahan di DKI Jakarta. Masyarakat akan merasakan suasana Betawi.

Di gedung-gedung tersebut bakal mudah ditemui ikon budaya Betawi, seperti ondel-ondel, gigi balang, kembang kelapa dan baju sadariah, bahkan makanan dan minuman Betawi.

Ini dimungkinkan sehubungan dengan telah diterbitkannya Pergub Nomor 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi, yang merupakan tindak lanjut dari amanat Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, dan Pergub Nomor 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi.

Semua pemangku kepentingan budaya Betawi, termasuk Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, saat ini tengah gencar memyosialisasikan kedua peraturan tersebut.

Bukan apa-apa, peraturan tersebut dapat menjadi dasar hukum untuk mengupayakan pelestarian serta memperkenalkan budaya Betawi, khususnya di Ibu Kota Jakarta, tempat masyarakat suku Betawi tinggal dan beranak pinak.

Dukungan terhadap upaya tersebut sudah bermunculan. Salah satunya dari kalangan bisnis perhotelan di Jakarta, yakni PT Jakarta Tourisindo.

BUMD Perhotelan dan Jasa milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu siap mendukung program pelestarian budaya Betawi yang berbasis kearifan lokal dengan cara menerapkan budaya Betawi di jaringan hotel yang dimilikinya.

Berbagai ornamen batik Betawi, patung ondel-ondel, makanan dan minuman khas Betawi serta baju sadariah yang dikenakan oleh petugas front line diterapkan untuk menunjukkan ikon-ikon Betawi yang mungkin sebagian masyarakat belum benar-bemar memahaminya.

Pintu gerbang Betawi sudah menghiasi interior Hotel Grand Cempaka Business, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Tamu yang datang ke Harmoni Restaurant dan Jakarta Lounge akan melewati gerbang tersebut dengan ornamen Betawi yang kental, nuansa hijau kuning dan hiasan akar kelapa.
 

Tamu hotel juga bisa menyaksikan berbagai ikon budaya Betawi seperti ondel-ondel, gigi balang, baju sadariah, dan kembang kelapa.
 

Tidak tanggung-tanggung, ke depan perusahaan akan membuat miniatur rumah Betawi di lobby hotel dengan penampilan musik khas Betawi serta penyediaan menu khusus Betawi di dalam menu hotel.

"Ini dilakukan sebagai wujud dukungan PT Jakarta Tourisindo terhadap penerapan Pergub Nomor 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi serta Pergub Nomor 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi," kata Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo Emeraldo B Parengkuan.


Dengan menampilkan ornamen budaya Betawi tersebut, Grand Cempaka Business Hotel siap menjadi hotel percontohan yang mengimplementasikan budaya Betawi sebagai ciri khasnya.

Saat ini hotel tersebut menjalin kerja sama dengan Bamus Betawi sebagai organisasi yang sejak awal mengawal lahirnya regulasi pelestarian budaya Betawi, dalam mengidentifikasi budaya Betawi apa saja yang bisa dimasukan di hotelnya. Misalnya ornamen-ornemen tertentu, serta makanan dan minuman.

Untuk itu, telah ditandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Bamus Betawi dan melaksanakan peresmian Rumah Suvenir Betawi.

PT Jakarta Tourisindo kini memiliki tujuh hotel dalam jaringannya. Hotel-hotel tersebut adalah Hotel  Bintang yakni Grand Cempaka Business, dan Grand Cempaka Resort & Convention; Hotel Budget yakni d'Arcici Hotel Cempaka Putih, d'Arcici Hotel Sunter, dan d'Arcici Hotel Plumpang; serta Smart Hotel yakni C'One Pulomas dan C'One Cempaka Putih.


Ketua Bamus Betawi Zainuddin mengatakan budaya Betawi kini makin diperhitungkan keberadaannya di Jakarta, apalagi setelah lahirnya seperangkat regulasi yang komplet mengenai pelestarian budaya Betawi yang dilahirkan oleh Gubernur bekerja sama dengan DPRD beberapa waktu yang lalu.

"Kami ingin budaya Betawi makin mewarnai kehidupan warga Jakarta. Karena itu pihaknya akan gencar terus-menerus mensosialisasikan pentingnya implementasi perda pelestarian budaya betawi di Jakarta," kata anak Betawi yang akrab dipanggil Oding itu.

Kerja sama dengan PT Jakarta Tourisindo itu diharapkan diikuti oleh hotel-hotel lainnya, termasuk bangunan pemerintahan.

Patut diingat bahwa saat ini sudah ada regulasi mengenai pelestarian budaya Betawi yang mengharuskan setiap gedung baik swasta apalagi milik pemerintahan untuk menyertakan ornamen Betawi di dalamnya. (ab)