Ada yang bergoyang di kawasan wisata budaya Perkampungan
Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, yaitu usaha ekonomi kreatif. Usaha di sekitar
perkampungan itu tumbuh mengikuti perkembangan PBB Setu Babakan yang kini makin
dikenal masyarakat sebagai kawasan budaya Betawi, suku asli ibukota Jakarta.
Usaha ekonomi kreatif itu meliputi sektor kuliner Betawi
seperti dodol, kue kembang goyang, kue akar kelapa dan bir pletok. Juga ada galeri
batik Betawi yang selain membuka tempat bagi yang ingin belajar membatik dan
mengetahui proses pembuatan batik, juga menjual produksi berupa bahan dan
pakaian batik.
Usaha kreatif itu lah yang dikunjungi komunitas
masyarakat Betawi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya
Betawi (MP-PBB) dan tokoh masyarakat, dalam rangka memperingati HUT ke-3
organisasi tersebut. Kunjungan tersebut dibarengi dengan acara jalan sehat
bersama.
MP-PBB yang berdiri pada tanggal 17 Mei 2011 merupakan
lembaga swadaya masyarakat (LSM), yang masih berupaya meningkatkan eksistensi
dan aktualisasinya dalam kepedulian terhadap PBB Setu Babakan.
Silaturahim dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar
perkampungan dan masyarakat Jakarta pada umumnya akan terus dilakukan oleh
organisasi yang kini memiliki laman internet www.komunitasbetawi.com.
Sejumlah pengusaha, yang kebanyakan ibu rumah tangga,
menyatakan kegembiraan mereka karena produk kuliner mereka kini banyak diminati,
sehubungan dengan adanya kawasan wisata budaya PBB Setu Babakan yang kini makin
terkenal.
Seperti diungkapkan oleh Rosmayanti, produsen tradisional
khas Betawi bir pletok dengan merek dagang Ayu Lestari. Ia yang berusaha sejak
1997, sebelumnya khawatir apakah usaha yang dijalaninya akan diminati
masyarakat. Maklum, saat itu bir pletok belum terlalu dikenal masyarakat.
“Waktu memulai usaha, kami sempat khawatir, ini (bir
pletok) bakal laku gak ya? Namun Alhamdulillah sejak ada PBB Setu Babakan usaha
ini makin menjanjikan,” kata Rosmayanti.
Demikian juga Mariana, produsen rumahan kue kembang
goyang dan akar kelapa. Ia menjadi pemasok kue-kue tersebut ke pedagang yang
menjajakan kue tersebut di kawasan perkampungan itu.
Berkat usahanya, ia kini telah memiliki resep khusus agar
kue produksinya disukai masyarakat. “Kita sampe menguji resep sembilan kali,
sebelum akhirnya jadi seperti yang sekarang ini,” katanya.
Ia memasok kue-kue itu dengan label Mariana, namun tidak
mencantumkan nomor telepon sehingga masyakat yang ingin memesan kue itu mudah
menghubunginya.
Rupanya itu disengaja dalam rangka memenuhi permintaan
pedagang. “Nanti kalo dikasih nomor telepon, mereka langsung membeli ke ibu
dong, terus kami dapat apa,” kata Mariana mengutip alasan dari pedagang
tersebut.
Batik Betawi
Bagi pecinta pakaian berbahan batik, di kawasan itu juga
terdapat galeri khusus batik Betawi.
Di galeri itu masyarakat bisa mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan batik Betawi seperti proses pembuatan pola batik tulis dengan
bermacam motif, pewarnaan dan penjemuran, serta pembuatan cetakan untuk batik
cetak. Pengunjung juga bisa mempelajari cara bagaimana membatik itu dengan
menggunakan canting.
Di tempat itu juga bisa ditemui bahan-bahan untuk
membantik seperti malam dan kayu-kayuan yang berfungsi untuk pewarnaan alami.
Memang galeri itu, khususnya di bidang pembuatan batik,
belum berkembang dengan baik karena embutuhkan ketekunan dan ketelitian. Pihak
pengelola masih mengupayakan untuk menarik minat masyarakat di sekitar kawasan,
khususnya orang muda, agar tertarik membatik.
Namun, paling tidak kini
masyarakat tahu di mana tempat untuk mencari batik Betawi, baik batik tulis,
cetak, maupun “printing”, serta mengetahui bagaimana proses pembuatan batik
yang harganya bisa mencapai Rp250.000 hingga Rp2 juta.
Keberadaan masyarakat Betawi beserta kebudayaannya dianggap
sebagai kekuatan besar yang jika terus dilestarikan dan dikembangkan akan
menjadi potensi tersendiri bagi Jakarta.
Goyangan kembang goyang dan lainnya itu diharapkan makin
menumbuhkan komitmen Pemprov DKI Jakarta melestarikan kebudayaan asli warga
ibukota. Meski sudah berumur 14 tahun, perkembangan Setu Babakan masih di luar
harapan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan. (ab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar